Profil Desa Kupu
Ketahui informasi secara rinci Desa Kupu mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Kupu, Kecamatan Dukuhturi, Tegal, merupakan wilayah agraris strategis yang dibelah oleh Sungai Kemiri. Dikenal dengan dinamika infrastruktur dan perekonomian warganya yang merambah sektor jasa, desa ini terus beradaptasi dengan tantangan geografis da
-
Posisi Geografis dan Peran Sungai Kemiri
Lokasi Desa Kupu yang terbelah oleh Sungai Kemiri menjadi karakteristik utama, yang membawa manfaat agraris sekaligus tantangan infrastruktur seperti banjir dan kerusakan jembatan
-
Perekonomian Berbasis Agraris dan Jasa
Mayoritas penduduk bergantung pada sektor pertanian, namun desa ini juga menjadi bagian dari fenomena perantau pengusaha warteg yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga
-
Tantangan Infrastruktur dan Resiliensi Komunitas
Desa Kupu menghadapi tantangan nyata terkait kondisi jembatan dan potensi bencana alam, namun menunjukkan resiliensi melalui gotong royong dan respons cepat pemerintah daerah dalam penanganan masalah

Terletak di jantung agraris Kabupaten Tegal, Desa Kupu di Kecamatan Dukuhturi menyajikan potret sebuah wilayah yang hidup dan bertumbuh di tengah dinamika geografis dan sosial. Sebagai salah satu dari 18 desa di kecamatan tersebut, Desa Kupu memiliki peran penting dalam menyokong kehidupan masyarakatnya melalui sektor pertanian dan geliat ekonomi warganya yang terkenal ulet. Namun keberadaannya yang dibelah oleh aliran Sungai Kemiri turut membawa serangkaian tantangan infrastruktur yang membutuhkan perhatian berkelanjutan dari pemerintah daerah dan partisipasi aktif warganya.
Desa Kupu menjadi cerminan dari karakteristik pedesaan di pesisir utara Jawa Tengah, di mana lahan pertanian yang subur menjadi fondasi utama kehidupan. Akan tetapi, desa ini tidak hanya terpaku pada sektor agraris. Banyak warganya yang merantau, khususnya membuka usaha Warung Tegal (Warteg) di kota-kota besar, sebuah fenomena sosial-ekonomi yang menjadi ciri khas kawasan ini. Di bawah kepemimpinan pemerintah desa yang aktif, Desa Kupu terus berupaya menyeimbangkan antara potensi alamiahnya dengan kebutuhan akan pembangunan infrastruktur yang modern dan tangguh untuk meningkatkan kualitas hidup serta kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Geografi dan Wilayah Administratif
Desa Kupu secara administratif merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya berada di jalur yang cukup strategis, menghubungkan pusat ekonomi di sekitarnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal tahun 2023, luas wilayah Desa Kupu tercatat seluas 1,29 km².
Secara geografis, kontur utama desa ini dibentuk oleh aliran Sungai Kemiri yang membelah wilayah menjadi dua bagian. Pembagian ini secara informal dikenal oleh masyarakat setempat sebagai Kupu Kulon (bagian barat) dan Kupu Wetan (bagian timur). Selain itu, terdapat satu bagian lagi yang disebut Kupu Dukuh, yang letaknya sedikit terpisah oleh area tegalan dan berbatasan langsung dengan Desa Pengarasan di sebelah timur. Karakteristik geografis ini tidak hanya memengaruhi pola pemukiman penduduk tetapi juga manajemen infrastruktur, terutama jembatan yang menjadi penghubung vital antarwilayah.
Batas-batas administratif Desa Kupu secara spesifik bersinggungan dengan desa-desa lain di dalam Kecamatan Dukuhturi. Adapun Kecamatan Dukuhturi sendiri memiliki batas wilayah yang jelas, yaitu:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kota Tegal
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kecamatan Talang
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kecamatan Adiwerna
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kabupaten Brebes
Keberadaan Sungai Kemiri menjadi sumber daya air yang esensial untuk kegiatan pertanian, yang merupakan tulang punggung ekonomi desa. Namun, sungai ini juga membawa potensi tantangan, terutama saat musim penghujan tiba, seperti peningkatan debit air yang dapat menyebabkan banjir dan erosi, serta menuntut perhatian khusus pada kekuatan struktur jembatan penghubung.
Demografi dan Kependudukan
Data kependudukan spesifik untuk Desa Kupu dalam beberapa tahun terakhir belum dirilis secara resmi oleh lembaga terkait. Berdasarkan data dari sensus yang lebih lampau, pada tahun 2011, jumlah penduduk Desa Kupu tercatat sekitar 6.000 jiwa. Menggunakan data luas wilayah terbaru dari BPS tahun 2023 (1,29 km²), kepadatan penduduk pada saat itu diperkirakan mencapai 4.651 jiwa per km².
Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi untuk sebuah wilayah pedesaan, menandakan pemukiman yang terkonsentrasi di area-area tertentu. Perlu dicatat bahwa angka ini merupakan estimasi berdasarkan data lama dan kemungkinan besar telah terjadi pertumbuhan penduduk seiring berjalannya waktu. Mayoritas penduduk Desa Kupu memeluk agama Islam, yang tercermin dari adanya fasilitas peribadatan dan kegiatan keagamaan yang aktif di tengah masyarakat.
Struktur demografi ini menjadi dasar bagi pemerintah desa dalam merencanakan program pembangunan, mulai dari penyediaan layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan hingga program pemberdayaan masyarakat yang disesuaikan dengan karakteristik penduduknya. Seperti desa-desa lain di Kabupaten Tegal, Desa Kupu juga diwarnai oleh fenomena perantauan, di mana sebagian penduduk usia produktif mencari peluang kerja di luar daerah, yang turut memengaruhi dinamika sosial dan ekonomi di desa.
Struktur Pemerintahan Desa
Penyelenggaraan pemerintahan di Desa Kupu berjalan sesuai dengan Undang-Undang Desa dan peraturan daerah yang berlaku. Roda pemerintahan desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang dipilih secara demokratis oleh masyarakat. Berdasarkan data BPS Kabupaten Tegal, jabatan Kepala Desa Kupu untuk periode 2024 dijabat oleh Suwarso, SH.M.Kn.
Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Desa dibantu oleh jajaran perangkat desa yang terdiri dari Sekretaris Desa, Kepala Urusan (Kaur) seperti Kaur Keuangan dan Kaur Perencanaan, serta Kepala Seksi (Kasi) seperti Kasi Pemerintahan dan Kasi Kesejahteraan. Struktur ini memastikan bahwa fungsi administrasi, pelayanan publik dan pelaksanaan pembangunan berjalan secara efektif.
Selain lembaga eksekutif, terdapat pula Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang berfungsi sebagai lembaga legislatif di tingkat desa. BPD memiliki peran strategis dalam menyalurkan aspirasi masyarakat, merumuskan peraturan desa bersama Kepala Desa, dan melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintah desa. Keberadaan lembaga-lembaga ini, termasuk Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), menjadi pilar penting dalam tata kelola pemerintahan yang partisipatif dan transparan di Desa Kupu. Aktivitas pemerintahan desa berpusat di kantor desa, yang menjadi pusat pelayanan administrasi bagi seluruh warga.
Potensi Ekonomi dan Mata Pencaharian
Perekonomian Desa Kupu ditopang oleh dua sektor utama, yakni agraris dan jasa. Lahan pertanian yang terhampar di sebagian besar wilayah desa dimanfaatkan oleh penduduk untuk menanam berbagai komoditas pangan, terutama padi dan palawija. Aliran air dari Sungai Kemiri menjadi faktor pendukung vital bagi keberlangsungan sektor pertanian ini, menjadikannya sebagai mata pencaharian utama bagi sebagian besar penduduk yang bekerja sebagai petani maupun buruh tani.
Di luar sektor agraris, Desa Kupu merupakan bagian dari fenomena sosial-ekonomi yang lebih luas di Kabupaten Tegal, yaitu banyaknya warga yang menjadi pengusaha Warung Tegal (Warteg). Banyak penduduk, terutama kaum pria, merantau ke kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan sekitarnya untuk membuka usaha kuliner tersebut. Kiriman uang (remitansi) dari para perantau ini menjadi salah satu motor penggerak ekonomi keluarga yang signifikan di desa, membantu meningkatkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat.
Potensi ekonomi lainnya berada di sektor industri mikro dan kecil. Kecamatan Dukuhturi secara umum dikenal sebagai salah satu sentra industri shuttlecock dan sarung tenun Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Meskipun tidak teridentifikasi secara spesifik sebagai produk unggulan utama dari Desa Kupu, keberadaan sentra industri di sekitarnya memberikan peluang kerja dan usaha bagi penduduk setempat. Dengan demikian, struktur ekonomi Desa Kupu bersifat heterogen, memadukan kekuatan agraris lokal dengan dinamisme sektor jasa dari para perantau.
Infrastruktur dan Fasilitas Publik
Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus utama di Desa Kupu, mengingat perannya yang krusial dalam mendukung aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Salah satu infrastruktur paling vital di desa ini adalah jembatan di atas Sungai Kemiri. Jembatan ini tidak hanya menghubungkan dua bagian desa, tetapi juga menjadi akses utama bagi warga untuk menuju pusat kecamatan atau wilayah lain.
Kondisi jembatan ini telah menjadi perhatian serius dalam beberapa tahun terakhir. Pada Juli 2023, sebuah insiden jembatan ambruk karena tidak kuat menahan beban alat berat menjadi berita di media lokal, menyoroti urgensi peningkatan kualitas infrastruktur penghubung. Sebelumnya, pada tahun 2020, pemerintah juga telah memasang jembatan bailey (jembatan sementara) untuk memastikan konektivitas warga tidak terputus sembari menunggu perbaikan permanen. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Tegal juga pernah melakukan pengerukan sedimen di Sungai Kemiri untuk mencegah risiko banjir yang dapat mengancam pemukiman dan lahan pertanian warga.
Di sektor pendidikan, Desa Kupu memiliki fasilitas pendidikan dasar yang memadai, antara lain SD Negeri Kupu 01 dan SD Negeri Kupu 02. Pada awal tahun 2025, sebuah lembaga pendidikan anak usia dini, RA Kreatif, juga tercatat mendapat perhatian publik ketika mengalami kerusakan akibat bencana angin puting beliung dan menerima bantuan dari berbagai pihak sebagai wujud solidaritas. Fasilitas publik lainnya seperti masjid dan mushala juga tersedia sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi masyarakat.
Kehidupan Sosial dan Budaya
Kehidupan sosial masyarakat Desa Kupu sangat diwarnai oleh nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong, yang merupakan ciri khas masyarakat agraris di Jawa. Ikatan kekeluargaan dan solidaritas antarwarga masih sangat kental, terlihat dari berbagai aktivitas komunal, baik dalam acara keagamaan seperti perayaan hari besar Islam maupun dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti membersihkan lingkungan.
Fenomena perantauan warganya yang menjadi pengusaha warteg juga membawa pengaruh sosial tersendiri. Meskipun secara fisik berada jauh dari desa, para perantau ini tetap menjaga hubungan erat dengan kampung halaman. Mereka sering kali pulang saat hari raya atau acara keluarga penting, serta turut berkontribusi dalam pembangunan desa, baik secara finansial maupun gagasan.
Kegiatan keagamaan menjadi pusat dari banyak aktivitas sosial. Masjid dan mushala tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan non-formal dan tempat berkumpul warga. Organisasi kemasyarakatan seperti kelompok pengajian ibu-ibu dan kegiatan remaja masjid turut meramaikan kehidupan sosial di desa. Secara keseluruhan, Desa Kupu menunjukkan wajah sebuah komunitas yang dinamis, yang mampu memegang teguh nilai-nilai tradisi di tengah tantangan zaman dan modernisasi.